Bipang Itu Apa? Baca Ini Biar Ga Ricuh

Baru-baru ini tepatnya beberapa hari yang lalu menjelang lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah, Presiden Joko Widodo melaunching pidato tentang imbauan jangan mudik yang dilanjutkan dengan saran untuk memesan kuliner hari raya secara online. Di awal-awal pembuka masih terasa biasa saja, Presiden mencoba memberi penghiburan bagi masyarakat yang dilarang mudik sementara sudah kangen masakan kampung yang biasa disajikan di Hari Raya Idul Fitri.

Namun kelanjutan isi video pidato Presiden Jokowi tersebut bikin netizen heboh sejadi-jadinya. Pasalnya satu saja: Bipang.

Bipang Itu Apa? Baca Ini Biar Ga Ricuh

"Karena masih dalam suasana pandemi pemerintah melarang mudik dan untuk bapak ibu yang rindu masakan atau kuliner khas daerah atau yang biasanya mudik membawa oleh-oleh bisa memesannya secara online," ucap Pak Jokowi dalam video yang ramai dibicarakan di media sosial (08/05/2021).

Presiden juga menyampaikan masyarakat yang rindu dengan Yogyakarta bisa membeli gudeg dari toko online. Begitu juga bandeng asal Semarang dan pempek khas Palembang.

"Pempek Palembang, bipang Ambawang Kalimantan, dan lain-lain. Tinggal pesan dan makanan kesukaan akan sampai di rumah," lanjut Pak Jokowi.

Nah, kata "Bipang dari Ambawang Kalimantan" inilah yang belakangan bikin netizen jadi heboh. Yang nolep jadi fokus, yang gabut jadi gubrak, yang puasa pura-pura polos nubi, dan lain-lain. Mereka seperti tidak menyangka akan mendengar kata-kata itu sebelumnya.

Memang, mayoritas masyarakat memahami bahwa bipang merupakan singkatan dari babi panggang. Tentu Bipang ini adalah makanan non-halal, namun bipang sangat digandrungi bahkan sudah menjadi oleh-oleh populer dari Ambawang, Kalimantan Barat. Tentunya digandrungi oleh masyarakat non-muslim.

Dikutip dari detik food, ciri khas Bipang terletak pada kulit babi yang kriuk renyah di luar, namun bagian dagingnya tetap juicy dan empuk. Bipang Ambawang bisa didapatkan di beberapa restoran di Kalimantan. Dan benar saja, Bipang versi beku bahkan dijual secara online.

Pasca launching pidato Presiden Jokowi tentang Bipang tersebut, netijen rame-rame mencoba mengklarifikasi dan mencari tau Bipang yang dimaksud Presiden itu Bipang yang mana?

"Bipang tuh emang khas sini, karena orang sini (Kalimantan Barat), sebagian dayak dan Tionghoa. Ambawang nama daerah sebelahan sama Pontianak. Tapi ya mana ada orang Muslim di Ambawang bikin bipang pas Lebaran? Itu teks (pidato) gak dibaca dulu apa gimana sih Pakde?" kritik salah satu netizen dikutip dari detik.com.

Menanggapi kehebohan ini, Juru Bicara (Jubir) Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman, langsung mengeluarkan penjelasan lanjutan tentang bipang. Jubir yang akrab disapa Bang Fadjroel ini memosting kuliner Bipang yang ternyata bukan dari bahan babi.

Dari akun Instagram dan Twitter resminya @fadjroelrachman, terlihat ia menjelaskan bahwa bipang tak selalu berarti babi panggang. Bisa juga kata lain dari cemilan jipang yang terbuat dari beras.

Cuitan Bang Fadjroel tentang Bipang

"Ini BIPANG atau JIPANG dari beras. Makanan kesukaan saya sejak kecil hingga sekarang. BIPANG atau JIPANG dari beras ini hit sampai sekarang. Terimakasih ~," tulis Fadjroel di Instagramnya yang diunggah sekitar jam 12.30 (08/05).

Berbeda dalam meluruskan tentang Pidato Bipang, Menteri Perdagangan Lutfi meminta masyarakat menanggapi pidato Presiden Jokowi secara luas sebagai Kepala Negara di Negara Plural yang memiliki banyak suku budaya dan agama. Ia juga meminta maaf serta mengimbau kembali kepada masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri termasuk kuliner dan masakan daerah.

"Kami dari Kementerian Perdagangan selaku penanggungjawab acara, sekali lagi memastikan tidak ada maksud apapun dari pernyataan bapak Presiden. Kami mohon maaf sebesar-besarnya bila terjadi kesalahpahaman karena niat kami hanya ingin agar kita semua bangga terhadap produksi dalam negeri termasuk kuliner daerah," kata Mendag Lutfi.

"Mari kita bangga dan promosikan kuliner nusantara yang beragam jadi bisa menggerakkan ekonomi terutama UMKM," jelasnya.