Ritual Barong Ider Bumi Masyarakat Osing Banyuwangi Sebagai Penangkal Bahaya

Dalam Tradisi Masyarakat Osing Banyuwangi, Jawa Timur ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan masyarakat Jawa Timur pada umumnya. Salah satunya adalah terlihat dari sebuah upacara namanya barong ider bumi. Upacara ini rutin diadakan setiap tahun, pada hari kedua Bulan Syawal atau setelah hari raya idul fitri. Ritual ini bisa jadi media self healing bagi penggemar budaya atau penggila seni loh hehe.

Upacara barong ider bumi merupakan ritual pengusir bahaya dan permohonan kesuburan kepada Sang Maha Kuasa. Selain itu, upacara ini dipercaya sebagai ritual pensucian diri dari segala kesalahan yang dilakukan selama setahun dan penyembuhan terhadap wabah penyakit. Tradisi ini telah berjalan selama puluhan tahun, salah satu sumber sejarah menyebutkan ritual ini pertama kali diselenggarakan sekitar tahun 1940-an.

Acara Barong Ider Bumi diisi oleh berbagai ritual dan kegiatan mulai dari ritual sembur othik-othik. Ritual ini dilakukan dengan cara merebutkan uang koin yang dicampur beras kuning serta bunga. 

Anak-anak berebut mencari uang yang terjatuh di tanah. Usai sembur othik-othik, seluruh warga mengarak tiga barong using yang diyakini bisa mengusir bencana.

Dalam upacara ini barong yang di arak untuk berkeliling desa. Barong merupakan tokoh mitologis yang berasal dari budaya Bali. Barong dianggap sebagai raja dari para arwah dan simbolisasi kebaikan. Pengarakan barong berkeliling desa dimaksudkan untuk mengusir kejahatan, hawa nafsu, dan keburukan yang menghalangi datangnya keberuntungan dan kemakmuran bagi segenap masyarakat desa.

Arak-arakan ritual Barong Ider Bumi diikuti berbagai lapisan masyarakat desa dari anak-anak hingga para sepuh. Dalam pelaksanaanya, upacara ini juga dimeriahkan dengan berbagai kesenian khas Banyuwangi, seperti tari gandrung, burdah, singo-singoan, dan hadrah kuntulan.

Sepanjang perjalanan, dilakukan pembacaan macapat atau tembang Jawa kuno yang merupakan bentuk doa kepada Tuhan dan roh nenek moyang. Seiring menguatnya pengaruh Islam, macapat ini diawali dengan doa dalam bahasa Arab dan pembacaan Al-Fatihah.