Burung Tokhtor adalah satwa yang sangat langka dan dapat ditemukan di pulau Sumatera. Burung endemik ini, termasuk ke dalam kategori 18 burung terlangka di Indonesia hingga dicap dengan status konservasi tingkat terancam sangat tinggi.
Burung Tokhtor / beritagar.id |
Ia memiliki sebutan latin Carpococcyx Viridis. Diperkirakan populasi burung ini sangat sedikit, perkiraan akhir menyebutkan jumlahnya tidak mencapai angka 300 ekor.
Tokhtor Sumatera memiliki ciri-ciri unik yakni tempat tinggalnya di atas tanah, berbeda dari burung kebanyakan yang tinggal di pepohonan. Ukuran tubuhnya dapat mencapai 60 sentimeter, dengan kaki dan paruh berwarna hijau.
Corak warna pada bagian atas termasuk leher samping, sayap bagian penutup dan dalam berwarna hijau yang memudar. Diikuti oleh warna hitam pada bagian mahkota kepala. Sedangkan untuk bagian bawah, ia memiliki corak warna coklat diikuti ekor berwarna hijau mengkilap. Bagian tenggorokan dan dada bawah juga berwarna hijau pudar.
Tokhtor Sumatera bertahan hidup dengan memakan hewan vertebrata ukuran kecil, dan juga hewan invertebrata ukuran besar.
Burung Tokhtor / wikipedia.org |
Burung Tokhtor Sumatera merupakan bagian dari tiga spesies Tokhtor yang ada di Kalimantan (Tokhtor Carpococcyx Radiceus) dan di Vietnam dan Thailand (Tokhtor Carpococcyx Renauldi) dengan sebutan Coral-billed Ground-cuckoo. Dulu, Tokhtor Sumatera dan Kalimantan sempat diklaim sebagai satu jenis yakni ‘Tokhtor Sunda’, kemudian dipisahkan karena adanya perbedaan.
Unggas langka ini juga sempat diklaim sudah punah, namun penemuan berupa foto yang diambil oleh Andjar Rafiastanto pada tahun 1997 mematahkan klaim tersebut. Foto ke dua juga berhasil diambil secara tidak sengaja melalui perangkat kamera tersembunyi di Taman Nasional Kerinci pada tahun 2006 silam.
Tokhtor terkenal sangat pemalu sehingga sangat sulit untuk didekati langsung. Belum lagi populasinya yang sangat sedikit, membuat orang-orang yang ingin melihatnya harus puas hanya melalui foto saja